Terbuka saat Level Karakter mencapai Lv. 60
Dia pernah kembali ke tempat lama Koolur, tetapi yang menyambutnya bukanlah lolongan serigala atau jeritan rubah, melainkan jurang dalam tak berdasar. Setelah gelombang cahaya membakar segalanya, bahkan tulang belulang pun tidak tersisa.
Namun, dia masih terus mengejar bintang jatuh, semua orang di sini juga begitu — Bintang jatuh itu adalah cahaya Reignbow, penyemangat mereka saat berada dalam bahaya.
Oleh karena itu, ketika kembali menghadapi serangan Denizens of Abundance, dia tidak bisa memercayai pemandangan yang muncul di depan matanya — bintang jatuh sedang melesat ke arah mereka.
Sekalipun Abominations of Abundance yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di tempat itu, banyak prajurit Yaoqing juga sedang bertempur mati-matian di tempat yang sama.
Namun suara bintang jatuh yang melintasi langit bagaikan dewa kematian yang semakin mendekat, membuat sekujur tubuhnya dingin hingga ke tulang-tulangnya, seakan-akan terjerumus ke dalam neraka.
Jenderal tak terkalahkan di dalam hatinya itu juga hancur berkeping-keping di bawah cahaya Reignbow. Dia berlari di medan perang dengan putus asa, berusaha menyelamatkan orang-orang yang masih hidup, hingga akhirnya kehilangan kesadaran di tengah sisa gelombang cahaya.
Dia berteriak murka, tetapi tidak ada yang bisa mendengar suaranya.
Segalanya kembali ke keheningan.
Sejak saat itu, dia sering mengalami mimpi buruk. Dia bermimpi ada yang mengulurkan tangan kepadanya, tetapi sebelum dia bisa menggapainya, mereka sudah ditelan oleh cahaya.
"Masih belum cukup ... masih belum cukup ...."
Dia juga pernah terbangun dengan wajah bersimbah air mata, tetapi dia tahu bahwa semua janji hanya bisa diwujudkan di medan perang.
Dia mengenakan zirah dan melangkah ke barisan terdepan. Dia membiarkan kegilaan mengalir ke dalam darahnya, dan dengan tangan kosong, dia membuka jalan bersimbah darah bagi para prajurit untuk maju.
Dia turun ke formasi musuh seperti bintang jatuh, dan musuh-musuh yang seperti monster gunung pun hancur berkeping-keping di bawah serangannya.
Di hadapan semua orang, dia memaksa pasukan musuh mundur satu demi satu dengan kekuatannya seorang diri.
"Merlin's Claw! Merlin's Claw!"
Suara-suara lemah berubah menjadi seruan perang yang menggema. Sebuah tekad yang besar dan primitif mulai terbangkit di bawah pengaruhnya.
Dia menghentikan langkahnya di tengah hujan darah, lalu berkata dengan suara yang tenang namun penuh amarah —
"Aku berjanji kepada kalian.
Suatu hari nanti, aku akan lebih cepat dibanding Lux Arrow Reignbow.
Suatu hari nanti, kita tidak perlu lagi menyaksikan turunnya 'bintang jatuh'."
Hari itu, di tengah hujan darah itu, dia terlahir kembali dalam tempaan darah dan api.