Terbuka saat Level Karakter mencapai Lv. 20
Anak perempuan ini adalah anak yatim piatu yang ditinggalkan. Dia hidup, tapi tidak tahu di mana dia berada, tidak tahu asal-usulnya, dan tidak tahu ke mana dia harus pergi — Hingga rombongan sirkus itu melintas. Dia berlari dan melihat dari kejauhan, ada seorang gadis berambut hitam yang dikucir dua sedang berenang melintasi panggung bagaikan seekor ikan. Gadis itu memakai bermacam-macam topeng, tapi itu tidak menghalangi tawa dan tangisnya di atas panggung. Meski jaraknya begitu jauh, tapi rasanya seperti sedang tampil tepat di hadapan para penonton. Ikan yang sedang berenang pun diam-diam melompat di hadapan anak perempuan itu, lalu kembali masuk ke dalam air dan meninggalkan riak.
Dia pun pelan-pelan sadar akan perbuatannya, kalau "dirinya" sedang menonton "pertunjukan" dari "bawah panggung".
Dia kembali menontonnya berkali-kali tanpa memedulikan waktu. Tapi dia tetap jadi penonton, lampu sorot di atas panggung tidak akan menyinari dirinya. Setelah pertunjukan usai, dia pergi ke belakang panggung, gadis berambut hitam yang dikucir dua itu pun menyerahkan sebuah topeng padanya.
"Apa aku juga bisa?"
"Kenapa tidak? Kamu kan pakai topeng. Kalau mereka anggap kamu 'Sparkle', berarti kamu memang Sparkle. Pergilah."
Tirai yang menjadi dinding keempat pun terbuka. Sebelum lampu dinyalakan, dia melihat ke bawah panggung. Di sana hanya ada sebuah lubang hitam yang membuatnya tidak tenang, meski berada di balik topeng. Dia tahu lubang hitam itu penuh dengan orang-orang yang duduk berimpitan. Mereka bisa melihatnya, bisa mendengar suaranya. Dia terus mengingat-ingat pertunjukan "Sparkle" untuk mengatur gerakan, suara, sikap, dan lainnya.
"Untuk orang yang pertama kali tampil, penampilanmu lumayan juga."
"Tapi ... yang aku tampilkan berbeda dari 'Sparkle' yang kamu tampilkan."
"Tidak akan jadi masalah kalau tidak ada yang tahu ... Lagi pula, besok rombongan sirkus ini sudah mau berangkat. Jadi, asalkan kamu mau, kamu bisa jadi Sparkle, Sparkle juga bisa jadi apa saja yang kamu mau."
Gadis itu menggaruk-garuk kepalanya karena ragu untuk berbicara.
"Selain kamu, tidak banyak orang yang datang menonton pertunjukan kami. Kami cuma rombongan sirkus kecil, jadi kami juga tidak berharap jadi terkenal di seluruh alam semesta ... Aku sudah senang sekali bisa ketemu anak seperti kamu yang bisa ingat ada karakter yang bernama 'Sparkle' ... Jangan menangis ya, simpan saja topeng ini. Topeng ini sudah jadi punyamu."
Dia menganggukkan kepalanya.
"Dengarkan baik-baik. Asalkan pakai topeng, kamu bisa jadi siapa saja yang kamu mau ... Kalau mau jadi aktor, jangan cuma fokus di panggung sekecil ini, kamu harus pergi ke panggung yang lebih besar."